Langsung ke konten utama

ARUS KAS (Cash Flow)

Kebanyakan pengukuran akuntansi didasarkan pada cash flow di masa lalu, masa kini dan taksiran mengenai masa yang akan datang. Revenues biasanya diukur dengan net cash yang diharapakan akan diterima dari penjualan barang dan jasa. Expense biasanya diukur dengan cash yang dibayar atau harus dibayar kemudian untuk pemakaian barang dan jasa. Accruals merupakan alokasi dari apa yang harus diterima atau dibayarkan dikemudian hari, ke periode sekarang. Deferrals merupakan alokasi dari penerimaan atau pembayaran masa lalu ke periode sekarang atau periode yang akan datang.
Pengukuran pos-pos neraca dan rugi-laba dengan accrual basis lazimnya dianggap sebagai pengukuran mengenai efisiensi dan memberikan informasi yang relevan bagi prediksi mengenai kegiatan perusahaan dan pembagian dividen dikemudian hari. Oleh karena adanya kebebasan untuk menggunakan prosedur-prosedur alokasi dan harga-harga berdasarkan transaksi historis, ada kesangsian mengenai kemampuan metode akuntansi yang tradisional untuk melaporkan kegiatan ekonomi perusahaan yang begitu komplexnya. Salah satu cara untuk mengatasi bias yang terjadi dalam proses alokasi adalah dengan memberi tekanan kepada pelaporan mengenai cash flow atau arus kas, yang dilengkapi dengan informasi lain dan klasifikasi-klasifikasi yang tepat.

1. Tujuan Informasi Arus Kas
Tujuan menyajikan Laporan Arus Kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu investor, kreditor dan pemakai lainnya untuk :
1)    Menilai kemempuan perusahaan untuk memasukan kas dimasa yang akan datang.
2)    Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar dividen, dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern.
3)    Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dan dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas.
4)    Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
Tujuan Informasi Arus Kas menurut Standar Akuntansi Keuangan adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan selama suatu periode akuntansi.
Salah satu tujuan utama dari pelaporan arus kas adalah memberikan informasi yang akan :
1)    Membantu investor atau kreditor meramalkan jumlah kas yang mungkin mereka terima dalam bentuk deviden, bunga dan pembayaran kembali utang pokok.
2)    Membantu mereka mengevaluasi risiko yang mungkin terjadi. Evaluasi mengenai arus kas dikemudian hari dan risiko yang dihadapi oleh investor dan kreditor sangatlah relevan karena kedua hal ini merupakan informasi dasar bagi penentuan present value dari surat-surat berharga.
Yang dimaksud dengan kas dalam laporan ini adalah kas yang bersifat jangka pendek, dan surat-surat berharga yang sangat lancar yang memenuhi syarat:
a.    Setiap saat dapat ditukar menjadi kas
b.    Tanggal jatuh temponya sangat dekat, kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan terhadap bunga ( Investasi nilai yang jatuh tempo maksimal 3 bulan ).
Dalam laporan ini penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan sebagian berasal dari sumber sebagai berikut:
1)    Aktivitas Investasi ( Investasi ) adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
2)    Aktivitas Pendanaan ( Financing ) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.
3)    Aktivitas Operasi ( Operating ) adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan ( principal revenue - producing activities ) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.

2. Penyajian Informasi Arus Kas
Penyajian informasi arus kas historis janganlah dipandang sebagai bagian dari penyajian atau perhitungan net income. Ini berarti bahwa revenue dan expenses janganlah dihitung dengan prosedur tertentu yang diharapkan mendekati arus kas yang sebenarnya. Misalnya, flow-through method dalam penyajian interperiode tax differences dan metode direct costing yang relevan untuk tujuan-tujuan lain, justru jangan dimasukan dalam ikhtisar rugi-laba karena metode-metode ini mecerminkan arus kas. Sekalipun ikhtisar rugi laba dan ikhtisar arus kas berhubungan dengan informasi yang sama untuk jangka waktu yang panjang, tetapi mereka didasarkan pada konsep yang berbeda.
Karena dengan adanya perbedaan waktu antara penerimaan dan pengeluaran disatu pihak dengan kegiatan-kegitan usaha yang menimbulkan arus kas dipihak lain, maka penyajian ikhtisar arus kas ( cash flow statement ) untuk satu periode mempunyai kegunaan yang terbatas. Perbandingan arus kas untuk bebrapa periode diperlukan untuk mengamati pola perilaku arus yang berulang-ulang ( recurring flows ) dan untuk memprediksi besarnya kemungkinan dan frekwensi daripada non-recurring flows. Arus kas yang recurring harus diklasifikasikan berdasarkan kelompok-kelompok produk dan menurut sifatnya, yaitu apakah committed ( sudah terikat ) atau discretionary ( bebas ). Capital expenditure yang non-recurring dan discretionary harus diklasifikasikan sedemikian rupa sehingga pembaca dapat meramalkan apakah capital expenditure itu merupakan pengganti ( replacement ) yang menjamin kegiatan perusahaan sebagaimana adanya, ataukah merupakan suatu penambahan kapasitas yang bisa membawa tambahan penerimaan dikemudian hari.
Kesukaran yang timbul dengan penggunaan informasi arus kas ialah adanya transaksi-transaksi penting yang dilakukan tanpa melalui kas. Contoh : aktiva tetap diperoleh dengan utang jangka panjang atau pengeluaran saham. Dalam hal-hal seperti ini perlu ada informasi tambahan mengenai kemungkinan-kemungkinan bahwa arus kas dikemudian hari berbeda dari arus kas dimasa yang lalu. Informasi tambahan juga diperlukan sehubungan dengan adanya kontrak-kontrak atau perikatan-perikatan baru yang membawa akibat terhadap arus kas seperti lease jangka panjang, commitment untuk dana pensiun, dan lain-lain.
 
3 Arus Kas Dan Prediksi Mengenai Dividen
Net income sering dianggap menjadi indikasi kemampuan perusahaan membayar dividen. Akan tetapi harus di ingat bahwa keputusan mengenai dividen harus memperhatikan faktor-faktor lain, misalnya:
    Tersedianya cash,
    Peluang-peluang yang ada dan tujuan perusahaan mengenai pertumbuhan modal serta perluasan usaha,
    Dan kebijaksanaan perusahaan mengenai pembelanjaan dari luar serta kemungkinan memperoleh pembelanjaan dari luar.
Kelemahan dari net income sebagai indikator tentang dividen dikemudian hari ialah karena dalam beberapa hal terdapat ketidak mampuan untuk melakukan matching yang tepat antara expense dengan revenue, dan juga karena sifat yang arbitrer dari prosedur-prosedur alokasi. Penggunaaan cash flow sebagai peramal mengenai dividen dikemudian hari hari justru ingin menghindari kelemahan-kelemahan dari pada net income ini, yang tidak dicegah tentu saja adalah kenyataan bahwa timing dari penerimaan dan  pembayaran dapat diubah oleh manajemen.
Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan arus kas yang historis untuk memprediksi dividen ialah bahwa bermacam-macam arus kas dalam perusahaan saling tergantung satu sama lain. Oleh karena itu informasi mengenai arus kas harus ditambah dengan informasi lain seperti ikhtisar mengenai resourses dan commitmens perusahaan serta rencana-rencana dan harapan manajemen untuk periode mendatang.
Meskipun keputusan mengenai dividen tergantung dari beberapa faktor yang cukup rumit, namun dalam membuat prediksi tentang pembayaran dividen, pembaca laporan keuangan sangat tertolong apabila tersedia informasi tentang jenis-jenis arus kas sbb:
1)    Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan pada saat ini.
2)    Arus kas yang timbul berulang-ulang maupun yang sesekali saja terjadi, yang timbul dari kejadian-kejadian yang tidak diduga-duga ( jadi bukan berhubungan dengan kegiatan perusahaan ) atau karena keinginan menciptakan lingkungan dan suasana yang baik bagi perusahaan dikemudian hari.
3)    Arus kas yang akan dipakai untuk memperluas fasilitas produksi dan meningkatkan inventory, serta arus ks yang diperoleh dari penjualan dan tidak diperlukan untuk kegiatan perusahaan dimasa yang akan datang.
4)    Arus kas dari atau kepada pemegang saham dan obligasi dalam kerangka pembelanjaan perusahaan.
5)    Pembayaran bunga dan dividen kepada pemegang prefered stock.
Selain informasi tentang jenis-jenis arus tersebut, juga harus diperhatikan hal-hal sbb:
1)    Kebutuhan perusahaan untuk memegang atau menahan kas.
2)    Sikap perusahaan terhadap pembagian dividen atau penanaman kembali keutungan didalam perusahaan ( plough back of profit ).
Dalam membuat  prediksi tentang arus kemudian hari, langkah pertama yang penting adalah mengklasifikasikan informasi arus kas historis sesuai dengan ciri-ciri perilaku arus ini. Misalnya arus kas yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan diklasifikasikan menurut prosedur-prosedur utama atau kelompok-kelompok produk perusahaan; dengan demikian prediksi mengenai permintaan akan produk-produk tersebut dan hubungan biaya kelompok produk-produk ini dapat dibuat. Penyebaran geografi dari sumber-sumber maupun penjualan produk juga merupakan klasifikasi yang penting, misalnya yang berkenaan dengan negara-negara lain ( kalau kita mengekspor misalnya ) atau daerah-daerah lain dalam wilayah negara yang sama. Selanjutnya arus kas yang sudah terikat oleh perjanjian-perjanjian harus dipisahkan dari arus kas yang mempunyai hubungan dengan jumlah penjualan atau produksi.
Bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklaifikasi sebagai arus kas operasi. Namun demikian bagi perusahaan lain  belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi sebagai arus kas operasi karena mempengaruhi laba atau rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan  bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing-masing sebagai arus kas pendanaan dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi ( return on investments ).
Dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai arus kas pendanaan karenamerupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai alternatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasi sebagai komponen arus kas dari aktifitas operasi dengan maksud untuk membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi.

4 Konsep-konsep Arus Dana
Ada beberapa kesulitan yang dihadapi dalam menggunkan informasi arus kas untuk meramalkan, yakni:
1)    Penerimaan dan pengeluaran tidak selamanya bergerak dalam pola yang dapat diduga. Penjualan bisa menghasilkan kas dua atau tiga bulan kemudian, tetapi perusahaan bisa juga berada dalam posisi yang baik dan bahkan menerima uang muka penjualan. Pembelian bahan mentah bisa dilakukan dengan kredit beberapa bulan, tetapi kalau kebetulan pasar sedang kehilangan bahan baku, perusahaan bahkan harus membayar dimuka.
2)    Perusahaan bisa melakukan berbagai transaksi kas, misalnya yang ada hubungan dengan pembelanjaan perusahaan seperti: peminjaman modal kerja bank, penanaman lebih kedalam deposito berjangka dan lain-lain. Semua transaksi ini tidak tidak berhubungan langsung dengan kegiatan utama perusahaan.
3)    Definisi kas itu sendiri tidak terlalu jelas, misalnya bagaimana kita memperlakukan pos-pos lain yang juga likuid ( near cash item ), misalnya sertifikat deposito.
Alternatif lain daripada penyajian informasi arus kas adalah penggunaan kkonsep dana atau concept of funds yang dapat diartikan secara luas maupun sempit. Konsep-konsep dana mulai dari yang sempit sampai yang luas adalah sbb :
1)    Short-term monetery assets
2)    Net monetary assets
3)    Working capital
4)    All financial resources
5)    All significant financial events
Konsep-konsep dana ini akan diuraikan dibawah.

1. Short-Term Monetary Asset Flow
Monetary assets adalah assets yang mudah di konversikan kedalam cash dan untuk tujuan-tujuan praktis dapat diperlukan sebagai cash atau near-cash item. Dalam hal perusahaan mempunyai kelebihan kas untuk kebutuhan-kebutuhan yang segera, kas ini dapat diubah menjadi deposito berjangka (misalnya untuk 1, 3 atau 6 bulan).
Keuntungan lain dari konsep ini adalah bahwa ia konsisten dengan konsep constructive recveipt. Suatu kenaikan dalam monetary assets merupakan suatu constructive of cash apabila asset tersebut langsung dapat diubah menjadi kas. Ditinjau dari segi pembuatan prediksi dan keputusan berdasarkan informasi cash dan funds flow, penyajian arus dana dengan konsep monetary assets terlebih relevan dari pada sekedar konsep cash.

2. Net Monetary Assets Flows
Konsep monetary assets dapat diperluas lagi dengan jalan mengurangi kewajiban-keewajiban jangka pendek yang memerlukan cash dari current monetary assets; ini adalah konsep net monetary atau net quick assets.
Keuntungan lain dari konsep net monetary assets ini adalah bahwa arus dana ini merupakan constructive out flow of cash. Timing dari pembayaran-pembayaran ini biasanya dapat diatur melalui perjanjian dengan para kreditor atau melalui pembelanjaan jangka pendek dari bank. Dengan mengeleiminasi transaksi-transaksi yang merupakan hasil dari pengelolaan net current monetary assets, pergerakan-pergerakan atau arus kas yang lebih penting dapat ditonjolkan.

3.  Working Capital Concept of Funds
Ini adalah konsep dana yang paling tradisional. Dana diartikan sebagai net current resources yang tersedia atau diharapakan akan tersedia untuk dipergunakan. Dana akan naik apabila current assets naik atau current assets turun atau current liabilities naik. Ada beberapa keuntungan yang seting dikemukakan terhadap penerapan konsep ini:
1)    Funds statement yang dibuat dengan konsep ini langsung dapat dikaitkan (articulated) dengan neraca dan ikhtisar rugi-laba.
2)    Konsep ini sangat erat berhubungan dengan konsep-konsep akuntansi yang tradisional, sehingga pembaca yang sudah terbiasa dengan konsep-konsep ini akan mudah mengerti funds statements atas dasar konsep ini.
3)    Ada kecenderungan untuk mengkonsentrasikan informasi pada transaksi-transaksi antar perusahaan yang tidak sering terjadi dan bukan pada transaksi rutin.
4)    Konsep ini telah disarankan sebagai cara untuk menyajikan likuiditas umum daripada perusahaan.
Beberapa transaksi antar perusahaan tidak di-disclose, seperti kenaikan inventory yang besar yang dibelanjai dengan utang jangka pendek ( karena kedua-duanya tergolong sebagai working capital ). Juga transaksi yang mempergunakan working Capital tidak akan tercantum dalam funds statement. Contoh: pembelian mesin atau pabrik lewat emisi common stock.
Kelemahan utama dari konsep ini adalah dimasukannya beberapa non-monetary assets seperti inventory dan prepaid expenses, dan juga non-monetary liabilities seperti unearned income. Inventory dan prepaid expenses mencantumkan nilai-nilai yang timbul akibat alokasi biaya atau alokasi antara waktu. Kenaikan dalam nilai inventory dan prepaid expenses tidaklah dapat diinterpetasikan sebagai kenaikan dalam daya beli yang dapat dipakai untuk tujuan-tujuan lain. Kekecualiannya adalah dalam inventory logam mulia dan pekerjaan yang dilaksakan dibawah cost-plus-fee contract, karena kenaikan-kenaikan ini dapat dinyatakan dalam kas yang akan diterima, sehingga mereka mempunyai sifat seperti receivables.

4. All Financial Resources Concept
Salah satu kritik yang dilancarkan terhadap working capital concept adalah diabaikannya beberapa transaksi antar perusahaan karena transaksi-transaksi ini tidak mempengaruhi working capital. Ada suatu alternatif terhadap working capital concept yang bisa digunakan untuk mengatasi kelemahan ini, yakni dengan mengartikan dana sebagai semua financial resources. Dengan demikian transaksi seperti pembelian aktiva tetap dengan emisi saham, diterimanya gedung dan tanah sebagai sumbangan, pertukaran suatu non-current assets dengan non-current assets yang lain, dan lain-lain dapat dicerminkan dalam funds statements.
Karena dana disini diartikan sebagai semua financial resources maka perdefinisi jumlah pemakaian dana. Disini tidak ada suatu konsep dana seperti cash atau working capital yang menunjukkan kenaikan bersih atau penurunan bersih dari dana.
Kelemahan dari konsep ini ialah bahwa pengrtian “dana” disini hilang definisinya. Pos-pos yang dicantumakan secara terpisah sebagai sumber dana atau pemakaian dana tidaklah selalu menunjukan turun atau naiknya resources. Selain itu, aktiva tetap yang diperoleh dengan emisi saham tidaklah dapat di ukur dengan reliability yang sama dibandingakan jika pembelian tersebut dilakukan secara tunai. Oleh karena itu jumlah pemakaian dana untuk pembelian aktiva tetap melalui transaksi pertukaraan dan transaksi tunai dapat memberikan interpretasi yang menyesatkan.

5. All Significant Financial Events Approach
Dana dalam konsep ini sebenarnya suatu interpretasi dari all financial resources concept secara luas. Menurut interpretasi ini funds statement yang harus men-disclose semua transaksi antar perusahaan (interfirm transactions) yang penting. Dengan demikian funds statement ini akan menunjukkan semua perubahan yang material dalam pos-pos neraca pada akhir suatu periode dengan keadaan pada akhir periode berikutnya, dengan mengabaikan semua transaksi antar perusahaan.
Pos-pos working capital yang penting akan disajikan sebagai pos-pos tersendiri dan bukan dalam bentuk satu angka netto. Misalnya kenaikan atau penurunan receivable dan inventories maupun accoounts payable dalam suatu perusahaan pabrikase (manufacturing) mungkin sekali merupakan pos-pos yang penting, dan karenanya harus disajikan tersendiri dalam kosep all significant financial events.
Dengan menyajikan semua perubahan assets dan liabilities dan material, perubahan yang besar dalam resources perusahaan dan pembelanjaan-pembelanjaan mereka, dapat disoroti dengan lebih tajam. Kalau kita hanya sekedar membandingkan pos-pos neraca pada dua tanggal, yang terlihat hanyalah perubahan netto-nya saja. Contoh : Aktiva tetap per 31 Desember 1983 bersaldo ( at cost ) Rp. 125 Juta sedangkan per 31 Desember 1984, Rp. 150 Juta. Kenaikan sebesar Rp. 25 Juta, Kalau dianalisa lebih lanjut, terdiri dari :

Kenaikan :
Pembelian mesin baru dengan emisi saham            Rp. 100 juta
Penukaran dengan mesin lama ( trade_in )                    50
Jumlah kenaikan                              150

Penurunan :
Penjualan mesin lama                          100
Penukaran dengan mesin baru (trade-in)                    25
Jumlah penurunan                          125
Kenaikan bersih                        Rp.  25 juta

Perubahan-perubahan dalam aktiva tetap tadi, yakni dua pos kenaikan dan dua pos penurunan, harus sepenuhnya tercantum dalam funds statement. Kombinasi dari beberapa transaksi juga mungkin terjadi dalam perkiraan stockholders’equity, seperti emisi saham baru, konversi dari preferred stock ke common stock, atau pembelian kembali saham perusahaan (treasury stock).

6.APB Opinion No. 19.
APB Opinion No.19  di Amerika Serikat merupakan suatu pernyataan yang menegaskan bahwa funds statement harus dibuat untuk setiap periode dimana income statement disajikan. Untuk funds statement ini APB Opinion No. 19 menggunakan istilah “Statement of Changes in Financial Statements”. Jadi dengan keluarnya APB Opinion No. 19 ini kita mengenai tiga basic financial statements (ikhtisar-ikhtisar keuangan yang pokok), yaitu : neraca, ikhtisar rugi-laba, dan ikhtisar perubahan keadaan keuangan tadi.
APB Opinion  No. 19 juga menyimpulkan bahwa ikhtisar perubahan keadaan keuangan ini harus meliputi transaksi antar perusahaan yang tidak mempengaruhi working capital, seperti perolehan aktiva tetap melalui emisi saham. Perubahan dalam pos current assets  dan current liabilities yang penting-penting harus disajikan tersendiri.
APB Opinion No. 19 ini mengandung beberapa kelemahan sebagai berikut:
1.    Opinion ini memberikan keleluasaan dalam bentuk, isi maupun terminologi yang dipergunakan.
2.    Opinion ini menyarankan bahwa depreciation dan expenses lainnya yang tidak menggunakan Fund, ditambahkan kembali kepada net income before extraordinary items untuk mendapatkan dana yang diperoleh dari operation.
3.    Extraordinary items dilaporkan secara terpisah dari normal items.

Evaluasi Atas Konsep-Konsep Dana
Konsep dana yang diharapkan mempunyai manfaat bagi pelaporan ekstern harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.    Harus merupakan hasil dari struktur akuntansi yang logis,
2.    Memungkinkan interpretasi yang berarti,
3.    Memberikan informasi untuk melakukan prediksi dan pengambilan keputusan oleh investor, kreditor, dan pemakai-pemakai yang lain.
Ditinjau dari kriterium yang pertama, konsep cash, near-cash, quick assets dan working capital yang paling tepat. Semua konsep ini berhubungan dengan kelompok assets atau kelompok assets dan liabilities yang jelas sebagai cara untuk mengartikan dan mengukur dana. Tetapi karena ikhtisar dana dengan rugi-laba dari sistem historical cost. Kelemahan-kelemahan ini misalnya terlihat pada :
1.    Penyajian “dana dari operasi” sebagai satu angka netto dari inflows dan outflows,
2.    Depreciation dan non-funds items lainnya ditambahkan kembali pada net income.
Dilihat dari kriterium pertama, all financial resources concepts dan all significant events concepts secara struktural lemah karena tidak jelas hal apa yang akan diukur.
Dilihat dari kriterium kedua, konsep cash mempunyai makna sementik yang paling baik. Konsep current monetary assets dan net current monetary assets sebenarnya juga mempunyai makna interpretatif, namun pembadaan antara monetary dan non-monetary item tidaklah selalu jelas. Konsep working capital kurang baik dibandingkan dengan konsep cash atau net current monetary assets dalam hal makna interpretatifnya karena working capital  meliputi non-monetary assets dan kadang-kadang juga non-monetary liabilities. Seperti diketahui non-monetary assets dan non- monetary liabilities biasanya merupakan hasil dari transaksi historis dan alokasi antar waktu (intrtperiod allodcations), oleh karena itu tidaklah mesti menunjukan pos-pos dengan sifat homogen, seperti misalnya untuk inventory dan prepaid expense.
Ditinjau dari kriterium yang ketiga, penyajian informasi arus kas masa yang lalu (historical cash flows) dan kalau mungkin arus kas untuk masa yang akan datang (projected cash flows) akan membantu para investor, kalau arus kas ini diklasifikasikan menurut ciri-ciri perilakunya dan ciri-ciri prediktifnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alat-Alat Kelengkapan Koperasi

1.1    Pengertian Menurut UU No.25/1992 Alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari tiga unsur yaitu, Rapat Anggota Tahunan (RAT), Pengurus Koperasi, Pengawas Koperasi dan  bila memungkinkan dapat mengangkat Manajer Koperasi yang bertugas melaksanakan kegiatan usaha koperasi. Pengurus  dan pengawas koperasi adalah anggota yang dipilih melalui RAT, sedangkan manajer adalah tenaga profesional non anggota. Anggota koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, maka koperasi harus memiliki alat perengkapan organisasi. Alat perlengkapan koperasi sebagimana di ketahui adalah pilar-pilar yang akan menentukan maju mundurnya koperasi. Pengurus adalah pelaksanaan usaha koperasi yang bertanggungjawab kepada rapat anggota. Pengawasan adalah orang yangmengadakan pengawasan terhadap kebijakan pengurus dan dapat di beri saran demi kemajuan ekonomi. Manajer adalah orang yang di beri wewenang dan kuasa untuk mengelola dan bertanggungjawab kepada pengurus koperasi. 1.2    Rapat anggota Secar

TEORI AKUNTANSI NORMATIF DAN POSITIF

Akuntansi merupakan dapat dipandang sebagai prakek dan teori, hal ini pada akhirnya pada akhirnya dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai pengambil keputusan.Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya untuk melaksanakan suatu praktek yangbaik, tidak tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi. Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang. Pad

Front Accounting

FrontAccounting adalah sebuah software ERP Akuntansi berbasis web. Sangat cocok digunakan pada perusahaan kecil dan menengah (UMKM). Fitur-fitur yang ada pada FrontAccounting sebagai berikut : • Purchase Orders • Good Receivable Notes • Supplier Invoices/Credit Notes • Payments • Allocations • Accounts Payable • Items and Inventory • Stock • Manufacturing • Sales Orders • Customers Invoices/Credit Notes • Deposit • Account Receivable • Dimensions • General Ledger with Budget • Languages (Bahasa Indonesia disupport loh!!!) • Currencies • Several Companies Databasenya dapat berada dimana saja dan dapat diakses dari mana saja. Dan hebatnya, FrontAccounting gratis dan dikeluarkan mengacu pada   GNU General Public License. Formulir pendaftaran intuitif, Journal Entry, dapat digunakan untuk melakukan transaksi tertentu.  Anda dapat menggunakan hingga dua dimensi per transaksi untuk melacak misalnya biaya pusat, departemen, proyek-proyek atau apa pun yang Anda tetap