PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk. DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
ARTIKEL
PENGARUH
STRUKTUR AKTIVA DAN
PERTUMBUHAN
PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODALPT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk.DI
BURSA
EFEK
INDONESIA (BEI)
The
Influence Of
Asset
Structure And Selling Growth
Toward
Capital Structure
Of
PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk. At
Indonesia
Stock Exchange (IDX)
Disusun
Oleh
:
Judhitia
Suba Sampebulu’ 2.11.06.069
(e-mail:
judhitia_ak2@yahoo.co.id)
UNIVERSITAS
KOMPUTER INDONESIA
ABSTRACT
Asset
structure and selling growth are several factors which influential
in decision-making of company's capital structure. In 2003-2006, the
conditions that occur in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. showed that
in asset structure (comparison between fixed assets and total
assets), the fixed assets decreased but the total assets have
increased. The purpose of this research is to know how big influence
of asset structure (X1) and selling growth (X2) to the capital
structure (Y) either partially or simultaneously.
The
method used in this research is descriptive analysis method with
quantitative approach. The population used in this research that
financial report balance sheet and profit and loss during the period
of 19 years is in 1990 until 2009. The samples selection is done by
using purposive sampling method with the amount of data as much as 7
years. The statistical method used is multiple linear regresion to
test the classical assumption in advance using the program SPSS.
15.0.
The
results showed partial asset structure significantly to the capital
structure. While the selling growth turns no significantly to the
capital structure. In addition, simultaneously both the asset
structure and selling growth turns significantly effect on capital
structure. The next researchers are suggested to use the variables
which can influence the capital structure in order to create a
positive and significant correlations.
Keywords:
Asset Structure, Selling Growth, Capital Structure
- PENDAHULUAN
Dunia
bisnis yang sedang mengalami era globalisasi menyebabkan persaingan
dalam dunia bisnis semakin ketat dan tajam, sehingga setiap
perusahaan dituntut untuk berproduksi secara maksimal menghasilkan
produk-produk yang berkualitas agar tetap unggul serta dapat bertahan
dalam persaingan termasuk sektor industri makanan dan minuman.
Perusahaan-perusahaan sektor industri makanan dan minuman sebagai
suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip
ekonomi yang tidak terlepas dari masalah permodalan atau dana yang
umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal saja,
tetapi juga berusaha untuk meningkatkan kemakmuran pemiliknya.
Setiap
perusahaan memiliki rencana yang disusun dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu aspek penting
untuk mengimplementasikan rencana tersebut adalah rencana
pembelanjaan. Kegagalan dalam rencana pembelanjaan akan menghambat
aktivitas perusahaan. Sebaliknya,
pengaturan yang tepat dalam
rencana pembelanjaan akan membantu perusahaan dalam menjalankan
aktivitasnya. Keputusan pembelanjaan atau keputusan pemenuhan
kebutuhan dana berhubungan dengan penentuan sumber dana yang akan
digunakan dan penentuan perimbangan pembelanjaan yang baik
atau penentuan struktur modal
yang optimal.
Pada
hakekatnya masalah pembelanjaan menyangkut keseimbangan keuangan
perusahaan. Pembelanjaan berarti mengadakan keseimbangan antara
aktiva dan pasiva yang dibutuhkan,
baik secara absolut ataupun relatif akan nampak pada struktur aktiva,
sedangkan perimbangan dalam pasiva baik secara absolut ataupun
relatif akan tercermin pada struktur modal.
Struktur
modal merupakan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri. Besar kecilnya angka rasio struktur modal menunjukkan banyak
sedikitnya jumlah utang jangka panjang dan modal sendiri yang
diinvestasikan pada aktiva tetap yang digunakan untuk memperoleh laba
operasi.
Pada
penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti adalah: struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan. Sedangkan variabel terikat adalah
struktur modal, yang diukur dengan perbandingan antara utang jangka
panjang dan modal sendiri. Alasan pemilihan variabel struktur aktiva
dan pertumbuhan penjualan adalah karena pada masing-masing penelitian
terdahulu variabel-variabel tersebut yang berpengaruh dominan
terhadap struktur modal. Dari kedua variabel bebas tersebut yang
diduga berpengaruh dominan adalah struktur aktiva
karena pada kedua penelitian terdahulu merupakan variabel yang
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Maksud
dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
pengaruh struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal
PT. Aqua
Golden
Mississippi
Tbk. di
Bursa
Efek Indonesia
(BEI).
Adapun
kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara akademis
maupun secara praktis sebagai bahan masukan khususnya mengenai
struktur
aktiva, pertumbuhan penjualan
dan
struktur modal agar
perusahaan dapat memperoleh
struktur modal yang optimal setiap tahunnya.
- KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Struktur
Aktiva menurut Weston dan Brigham (2005:175) struktur aktiva adalah:
perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.
Adapun
perhitungan struktur aktiva adalah sebagai berikut:
Aktiva
Tetap
Struktur
Aktiva
=
Total
Aktiva
(Weston
dan Brigham 2005:175)
Pertumbuhan
Penjualan menurut
Amstrong (2005:
327) pertumbuhan
penjualan dapat diartikan sebagai:
perubahan
penjualan per tahun. Pertumbuhan penjualan suatu produk sangat
tergantung dari daur hidup produk.
Adapun
rumus pertumbuhan penjualan adalah sebagai berikut:
Penjualant
–
Penjualan t-1
Pertumbuhan
Penjualan =
x 100%
Penjualant-1
(Weston
dan Copeland 2008:240)
Struktur
Modal
menurut Bambang Riyanto
(2008:22) adalah:
struktur modal adalah
pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri.
Hipotesis
keseluruhan yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
“Pengaruh
struktur aktiva dan
pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal
PT. Aqua
Golden
Mississippi
Tbk. di
Bursa
Efek
Indonesia (BEI).”
- OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek
penelitian ini adalah struktur
aktiva, pertumbuhan penjualan, dan struktur
modal pada PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk.
yang terdaftar di BEI yang
berlokasi di Jl. Jenderal
Sudirman Kav. 52-53
Jakarta.
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis
dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.
Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti terdiri dari
berbagai sumber yaitu dilakukan dengan cara:
- Penelitian langsung
Yaitu
penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi
objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder
yang diperoleh dengan cara
dokumentasi. Dokumentasi,
yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan
masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki
instansi terkait, umumnya tentang laporan
keuangan PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk.
pada tahun 2003-2009.
- Studi kepustakaan
Penelitian
kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang bersifat
teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data
tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan
lain yang berhubungan dengan penelitian.
Untuk
meneliti bagaimana pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan
terhadap struktur modal
ada tiga
operasionalisasi variabel dalam penelitian ini. Variabel, konsep
variabel, indikator, dan skala pengukuran yang digunakan baik untuk
variabel X maupun variabel Y dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Variabel
|
Konsep
Variabel
|
Indikator
|
Skala
|
Struktur Aktiva (Variabel X1) | Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. (Weston dan Brigham 2005:175) |
Aktiva
Tetap
Struktur
Aktiva
=
Total
Aktiva
|
Rasio
|
Pertumbuhan Penjualan (Variabel X2) |
Pertumbuhan
penjualan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba per saham
darisuatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh utang.
(Weston
dan Copeland 2008:35) |
Penjualant
–
Penjualant-1
Pertumbuhan
Penjualan= x100%
Penjualant-1
|
Rasio
|
Struktur Modal (Variabel Y) | Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. (Bambang Riyanto 2008:22) |
Utang
Jangka Panjang
Struktur
Modal
=
x 100%
Modal
Sendiri
|
Rasio
|
Adapun
populasi yang digunakan
adalah laporan keuangan tahunan mulai saat PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk.
masuk ke bursa saham sejak
tahun 1990
sampai dengan tahun 2009
yakni selama 19
tahun. Sampel
yang digunakan dalam pemilihan data menggunakan non
propability sampling,
yaitu dengan menggunakan
sampling purposive.
Sampel dalam
penelitian ini adalah laporan
keuangan dari tahun 2003-2009
atau selama 7
tahun di PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk.
Metode rancangan analisis
dan uji hipotesis
yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rancangan
Analisis
- Analisis Kualitatif
- Analisis Kuantitatif
- Analisis Statistik
- Analisis Regresi Linier Berganda
- Uji Asumsi Klasik
- Analisis Korelasi
- Koefisiensi Determinasi
Uji
Hipotesis
- Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
- Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal.
Ho
: β₁,₂
= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap
variabel terikat struktur
modal.
Ha
: β₁,₂
≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap
variabel terikat struktur
modal.
- Menentukan nilai signifikansi É‘ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k ; n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakkan.
- Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :
(Sumber:
Sugiyono,
2005:267)
- Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
- Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
- Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
- Tolak Ho jika nilai F-sign < É‘ ,05.
- Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).
- Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas struktur aktiva terhadap variabel terikat struktur modal. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho
: β₁
= 0 Tidak
terdapat pengaruh yang signifikan struktur
aktiva terhadap
variabel
terikat struktur
modal.
Ha
: β₁
≠
0 Terdapat
pengaruh yang signifikan
struktur aktiva terhadap
variabel
terikat struktur
modal.
- Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho
: β₂
=
0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan
pertumbuhan
penjualan terhadap
variabel
terikat struktur
modal.
Ha
: β₂
≠
0 Terdapat
pengaruh yang signifikan
pertumbuhan penjualan
terhadap
variabel
terikat struktur
modal.
- Menentukan tingkat signifikan.
Ditentukan
dengan 5% dari derajat bebas (dk)
= (n
– k – l),
untuk menentukan ttabel
sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis.
Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai
cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan
merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu
penelitian.
- Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :
dan
Dimana
:
r
= Korelasi parsial yang ditentukan
n
= Jumlah sampel
t
= thitung
- Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipótesis setelah dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria :
- Tolak Ho jika thitung > ttabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
- Tolak Ho jika thitung < ttabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
- Tolak Ho jika nilai t –sign < É‘ 0,05.
- Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan
Gambar
3.2
Daerah
Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
- Penarikan Kesimpulan
Daerah
yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika
t hitung
jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima)
dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan
(tidak signifikan).
- HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
- Hasil Analisis Kualitatif
- Analisis Struktur Aktiva
Tahun
(a)
|
Aktiva
Tetap
(b)
|
Total
Aktiva
(c)
|
Struktur
Aktiva
(d=b/c)
|
2003
|
312,181
|
523,301
|
0,5966
|
2004
|
290,537
|
671,108
|
0,4329
|
2005
|
288,102
|
730,586
|
0,3943
|
2006
|
286,106
|
795,244
|
0,3598
|
2007
|
326,743
|
891,530
|
0,3665
|
2008
|
342,956
|
1,003,488
|
0,3418
|
2009
|
366,718
|
1,147,206
|
0,3197
|
Rata-rata
|
316,189
|
823,209
|
0,3841
|
Pada
grafik terlihat dengan jelas bagaimana total aktiva yang dimiliki PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk.
meningkat terus dari tahun ke tahun, sementara aktiva tetapnya
cenderung menurun,
sehingga struktur aktiva yang
dihasilkan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
cenderung
mengalami
penurunan dengan nilai rata-rata yang dicapai dari tahun 2003-2009
adalah 0,3841. Hal
itu disebabkan karena adanya
pengeluaran (expenditure)
untuk pemeliharaan (maintenance),
perbaikan (repair/betterment),
penggantian komponen
(replacement),
turun mesin (overhaul)
dan penyusutan atau
amortisasi pada aktivanya. Pemeliharaan (maintenance)
merupakan tindakan atau
aktivitas yang ditujukan “hanya” untuk membuat suatu aktiva tetap
berfungsi sebagaimana mestinya dan pengeluaran yang timbul hendaknya
di bebankan (dijadikan biaya) pada periode yang sama.
Perbaikan (repair)
diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan
pemeliharaan (maintenance).
Dikatakan perbaikan (repair)
apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi sebagaimana mestinya
diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas bagian/sparepart/komponen
yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi belum diperlukan suatu
penggantian.
Penggantian komponenen (replacement)
ditandai dengan adanya
penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu aktiva tetap.
Turun
mesin
(overhaul)
terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya menggunakan mesin.
Misalnya: mobil, kendaraan, mesin produksi, peralatan produksi.
Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya berfungsi
lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap
hampir seluruh komponen atau
komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian dilakukan
pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan terjadi
sekaligus tindakan: pemeliharaan, perbaikan, penggantian komponen.
Turun mesin (overhaul)
biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami penurunan
fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang
sudah relatif lama.
Penyusutan terjadi pada setiap aktiva tetap dimana kualitas dari
aktiva tersebut mengalami penurunan tiap tahun yang disebabkan adanya
masa manfaat/umur ekonomis aktiva tetap, sehingga nilai aktiva tetap
juga mengalami penurunan.
Kondisi
yang terus menerus mengalami penurunan akan berdampak kurang efektif
dalam pengalokasian struktur aktiva. Hal tersebut didukung oleh teori
menurut Agus
Sartono
(2008:175)
yang menyatakan bahwa semakin tinggi struktur aktiva perusahaan
menunjukkan semakin tinggi kemampuan dari perusahaan tersebut untuk
dapat menjamin utang jangka panjang yang dipinjamnya.
- Analisis Pertumbuhan Penjualan
Tahun
(a)
|
Penjualan
(b)
|
Pertumbuhan
Penjualan
(c=b t -bt-1/bt-1
x
100%)
|
2002
|
903,486
|
-
|
2003
|
1,077,222
|
19,23%
|
2004
|
1,333,147
|
23,76%
|
2005
|
1,536,156
|
15,23%
|
2006
|
1,655,614
|
7,78%
|
2007
|
1,952,156
|
16,67%
|
2008
|
2,331,533
|
19,38
%
|
2009
|
2,733,713
|
18,55%
|
Rata-Rata
|
17,83%
|
Pertumbuhan
penjualan dari tahun 2003-2009 masih mengalami fluktuasi akibat dari
penjualan yang tidak konsisten setiap tahunnya sehingga menghasilkan
pertumbuhan penjualan yang naik turun
dengan rata-rata sebesar
17,83%
setiap tahunnya.
Fluktuasi
yang cenderung menurun dapat dilihat dari kondisi pasar, dimana pasar
sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor
– faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah daya beli,
kualitas produk, harga bahan baku, frekuensi pembelian, dan keinginan
serta kebutuhan. Jika dari faktor-faktor tersebut mengalami
peningkatan maka pertumbuhan penjualannya pun mengalami peningkatan,
sebaliknya jika dari faktor-faktor tersebut mengalami penurunan maka
pertumbuhan penjualannya pun akan mengalami penurunan.
Hal
tersebut didukung oleh teori menurut Weston
dan Copeland (2008:35)
yang menyatakan bahwa jika penjualan dan laba meningkat maka akan
meningkatkan pendapatan perusahaan, sebaliknya jika penjualan dan
laba menurun maka akan menurunkan pendapatan perusahaan.
- Analisis Struktur Modal
Tahun
(a)
|
Utang
Jangka Panjang
(b)
|
Modal
Sendiri
(c)
|
Struktur
Modal
(d=b/c
x 100%)
|
2003
|
205,962
|
269,723
|
76.36%
|
2004
|
223,539
|
354,497
|
63.06%
|
2005
|
257,954
|
405,323
|
63.64%
|
2006
|
269,501
|
447,225
|
60.26%
|
2007
|
297,935
|
507,270
|
58.73%
|
2008
|
327,984
|
581,580
|
56.40%
|
2009
|
357,693
|
656,915
|
54.45%
|
Rata-rata
|
277,224
|
460,362
|
60.22%
|
Pada
grafik terlihat dengan jelas bagaimana utang
jangka panjang yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
meningkat terus dari tahun ke tahun. Demikian juga dengan modal
sendiri yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk meningkat terus
dari tahun ke tahun. Sementara struktur modalnya terus mengalami
penurunan hingga tahun 2009
dengan rata-rata 60,22% setiap tahunnya.
Hal itu
disebabkan karena perusahaan
lebih cenderung
memakai modal sendiri dalam pembiayaan perusahaan daripada utang
jangka panjang. Modal
sendiri digunakan untuk membiayai aktiva tetap. Modal dan laba tahun
berjalan dalam perusahaan akan berkurang untuk membiaya aktiva tetap
sehingga struktur modalnya menurun.
Kondisi
yang terus menerus mengalami penurunan
mengakibatkan tidak tercapainya struktur modal yang optimal.
Hal tersebut didukung oleh teori menurut Bambang
Riyanto (2008:294)
yang menyatakan bahwa struktur modal yang optimal adalah struktur
modal yang memaksimalkan harga saham atau nilai perusahaan dan
sekaligus juga meminimumkan biaya modal rata-ratanya. Struktur modal
yang optimal berhubungan dengan kepentingan pembelanjaan mengenai
perimbangan yang optimal antara pengambilan dana dari pinjaman jangka
panjang dengan dana yang berasal dari penambahan modal sendiri.
- Hasil Analisis Kuantitatif
Hasil
analisis statistik dari penelitan ini dibagi menjadi 4,
yaitu:
- Analisis Regresi Linear Berganda
Dengan
menggunakan rumus
Hasil
output dari pengolahan data menggunakan program SPSS
versi 15.0 for Windows
adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Regresi
Dengan
hasil
Y = 33,997 + 79,196 X1
– 0,230 X2
Berdasarkan
persamaan prediksi diatas, maka dapat diinterpretasikan
koefisien
regresi dari masing-masing variabel independen sebagai berikut:
- Setiap kenaikan struktur aktiva sebesar satu satuan diprediksi akan meningkatkan struktur modal perusahaan sebesar 79,196 dengan asumsi pertumbuhan penjualan perusahaan tidak mengalami perubahan.
- Setiap kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar satu persen diprediksi akan menurunkan struktur modal perusahaan sebesar 0,230 persen dengan asumsi struktur aktiva tidak berubah.
- Nilai konstanta sebesar 33,997 persen menunjukan nilai prediksi rata-rata struktur modal perusahaan apabila struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan sama dengan nol.
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Asumsi Normalitas
Tabel
Hasil Pengujian Asumsi Normalitas
Pada
tabel
dapat
dilihat nilai probabilitas (signifikansi) yang diperoleh dari uji
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,516.
Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih
besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa
model regresi berdistribusi normal.
- Uji Asumsi Multikolinieritas
Tabel Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas
Melalui
nilai VIF yang diperoleh seperti pada tabel
diatas
menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel
bebas, dimana nilai VIF dari kedua variabel bebas masih lebih kecil
dari 10 dan dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas
diantara kedua variabel bebas.
- Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Tabel
Hasil Pengujian Asumsi
Heteroskedastisitas
Berdasarkan
nilai korelasi yang diperoleh seperti dapat dilihat pada tabel diatas
memberikan suatu indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari
persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidak terjadi
heteroskedastisitas), hal ini terlihat dari nilai signifikansi
masing-masing koefisien korelasi kedua variabel bebas dengan absolut
error ( 0,819 dan 0,253) masih lebih besar dari 0,05.
- Uji Asumsi Autokorelasi
Tabel
Nilai
Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi
Berdasarkan
hasil pengolahan diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (D-W) =
1,909,
sementara dari tabel d pada tingkat kekeliruan 5% untuk jumlah
variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n = 7 diperoleh batas bawah
nilai tabel (dL)
= 0,467 dan batas atasnya (dU)
= 1,896. Karena nilai Durbin-Watson model regresi (1,909)
berada diantara dU
(1,896) dan 4-dU
(2,104), maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model
regresi.
- Analisis Korelasi
- Perhitungan korelasi struktur aktiva dengan struktur modal diperoleh
dengan
perhitungan sebagai berikut:
- Perhitungan korelasi pertumbuhan penjualan dengan struktur modal
diperoleh
dengan perhitungan sebagai
berikut:
- Perhitungan korelasi struktur aktiva dengan pertumbuhan penjualan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
Koefisien
korelasi yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan
program SPSS
versi 15.0 for Windows
adalah sebagai berikut:
Tabel
Koefisien Korelasi
Sturktur Aktiva,
Pertumbuhan Penjualan
dengan Struktur Modal
Untuk
mengetahui korelasi secara parsial dari
struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara parsial dengan
struktur modal dihitung
korelasi
parsial.
- Korelasi struktur aktiva dengan struktur modal pada saat pertumbuhan penjualan konstan
Koefisien
korelasi
parsial Struktur Aktiva dengan Struktur Modal
yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
versi 15.0 for Windows
adalah sebagai berikut:
Tabel Koefisien Korelasi Parsial Sturktur Aktiva dengan Struktur Modal pada saat Pertumbuhan Penjualan Konstan
Hubungan
antara struktur aktiva dengan struktur modal ketika pertumbuhan
penjualan tidak berubah adalah sebesar 0,992 dengan arah positif.
Artinya hubungan antara struktur aktiva dengan struktur modal sangat
kuat ketika pertumbuhan penjualan tidak mengalami perubahan. Ini
menggambarkan bahwa ketika
struktur aktiva meningkat, sementara pertumbuhan penjualan tidak
berubah
maka akan
meningkatkan struktur modal perusahaan. Kemudian besar pengaruh
struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan ketika pertumbuhan
penjualan perusahaan
tetap adalah (0,992)2
100% = 98,4%.
- Korelasi pertumbuhan penjualan dengan struktur modal pada saat struktur aktiva konstan
Koefisien
korelasi
parsial Pertumbuhan Penjualan dengan Struktur Modal
yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS
versi 15.0 for Windows
adalah sebagai berikut:
Tabel
Koefisien
Korelasi Parsial Pertumbuhan
Penjualan dengan
Struktur Modal
pada saat Struktur Aktiva Konstan
Hubungan
antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal ketika struktur
aktiva tidak berubah adalah sebesar
-0,774
dengan arah negatif. Artinya hubungan antara pertumbuhan penjualan
dengan struktur modal termasuk kuat ketika struktur
aktiva tidak mengalami perubahan.
Ini menggambarkan
bahwa ketika pertumbuhan
penjualan meningkat, sementara struktur aktiva tidak
berubah
maka struktur modal
perusahaan akan menurun. Kemudian besar pengaruh pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal perusahaan ketika struktur aktiva
perusahaan tetap adalah (-0,774)2
100% = 59,91%.
- Korelasi secara simultan struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal dengan perhitungan sebagai berikut:
Berdasarkan
hasil perhitungan besar pengaruh/kontribusi masing-masing variabel
bebas terhadap struktur modal dapat diketahui bahwa diantara kedua
variabel bebas, struktur aktiva memiliki pengaruh yang lebih besar
terhadap struktur modal dibanding pertumbuhan penjualan.
- Koefisien Determinasi
Dengan
menggunakan rumus KD
= r2
x 100%
Berdasarkan
perhitungan dengan menggunakan program
SPSS
versi 15.0 for Windows
hasilnya adalah
Tabel
Koefisien
Determinasi
Nilai
R pada tabel di
atas menunjukkan
kekuatan hubungan kedua variabel bebas (struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan) secara simultan dengan struktur modal perusahaan. Jadi
pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara
simultan kedua
variabel bebas (struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan struktur modal
perusahaan. Hal
ini terlihat dari nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,992 berada
diantara 0,80 hingga 1,00 yang tergolong dalam
kriteria korelasi sangat kuat.
Sementara
nilai R-Square
sebesar 0,985 atau 98,5%,
menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari
struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi
pada struktur modal sebesar 98,5%.
Dengan kata lain secara bersama-sama
kedua variabel bebas (struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan)
memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 98,5% terhadap perubahan
struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Sisanya
pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati adalah sebesar 1,5%,
dan merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas
(struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan)
yaitu profitabilitas, leverage
operasi, pajak dan sikap manajemen.
Selanjutnya
dilakukan pengujian apakah struktur
aktiva dan
pertumbuhan penjualan
berpengaruh terhadap struktur
modal
pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, baik secara bersama-sama
(simultan) maupun secara parsial. Uji
signifikansi dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih eksak
atas interpretasi dari masing-masing koefisien regresi. Pengujian
dimulai dari pengujian simultan, dan dilanjutkan dengan uji parsial.
- Uji Hipotesis
- Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)
- Menentukan hipotesis
Ho
: β1,2
=
0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap
struktur
modal
PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk.
Ha
: β1,2
≠
0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap
struktur
modal PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk.
- Menentukan nilai signifikansi
Dengan dk =
(k ; n-k-1) = (2; 7-2-1) = (2;4) dan taraf signifikansi α
= 0,05 maka diperoleh Ftabel
=
6,944.
Daerah
kritis dalam penelitian ini adalah: Ho ditolak jika Fhitung
> 6,994 Ha diterima jika Fhitung
≤
6,944.
- Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftable
Nilai
statistik uji F diperoleh dalam tabel anova hasil SPSS
15 for windows
pada tabel berikut:
Tabel
Anova
Untuk Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama
Berdasarkan
perhitungan diperoleh nilai Fhitung
=
128,908 > Ftabel
(6,944)
- Kesimpulan
Karena
Fhitung
(128,908)
lebih besar dari Ftabel
(6,944) maka pada tingkat kekeliruan 5% (=0.05)
diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Artinya dengan
tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan
secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal
pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Nilai
Fhitung
jatuh didaerah penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur
aktiva dan pertumbuhan penjualan secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
- Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
- Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
- Menetukan Hipotesis
Ho
: β1
= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur
aktiva
terhadap
struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Ha
:
β2
≠
0 Terdapat
pengaruh yang signifikan
struktur aktiva
terhadap
struktur
modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
- Menentukan daerah kritis
Dengan
dk = n-k-1 = 7-2-1 = 4 dan taraf signifikansi α
=
0.05
maka diperoleh ttabel
= 2,776
Daerah
kritis dalam penelitian ini adalah:
- Ho ditolak jika thitung > 2,776
- Ha diterima jika thitung ≤ 2,776
- Membandingkan nilai thitung dengan ttable
Untuk
mengetahui struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal yang
diberikan maka dicari t1
sebagai
berikut:
Berdasarkan
perhitungan diperoleh thitung
=
15,910 >
ttabel
(2,776).
- Kesimpulan
Diperoleh
nilai thitung
variabel struktur aktiva sebesar 15,910
dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai thitung
(15,910)
lebih besar dari ttabel
(2,776) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak sehingga Ha
diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan
bahwa struktur aktiva
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur
modal pada PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk. Arah pengaruh bertanda positif menunjukkan bahwa
perusahaan yang memiliki struktur aktiva lebih tinggi cenderung
memiliki struktur modal yang lebih tinggi juga.
Gambar
Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
(Pengaruh
Struktur Aktiva)
Pada
gambar dapat dilihat niali t hitung
jatuh
didaerah penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur
aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
- Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal
- Merumuskan Hipotesis
Ho
: β2
= 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan
penjualan
terhadap
struktur
modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Ha
:
β2
≠
0 Terdapat
pengaruh yang signifikan
pertumbuhan penjualan
terhadap
struktur
modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
- Menentukan daerah kritis
Dengan
dk = n-k-1 = 7-2-1 = 4 dan taraf signifikansi α
=
0.05
maka diperoleh ttabel
= 2,776
Daerah
kritis dalam penelitian ini adalah:
- Ho ditolak jika thitung > 2,776
- Ha diterima jika thitung ≤ 2,776
- Membandingkan nilai thitung dengan ttable
Untuk
mengetahui pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal
yang diberikan maka dicari t2
sebagai
berikut:
Berdasarkan
perhitungan diperoleh thitung
=
-2,447 <
ttabel
(2,776).
- Kesimpulan
Diperoleh
nilai thitung
variabel pertumbuhan penjualan sebesar -2,447. Karena nilai thitung
(-2,447)
berada diantara negatif ttabel
(-2,776)
dan positif ttabel
(2,776) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho
sehingga Ha ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap struktur modal
pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Arah pengaruh bertanda negatif
menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan penjualan
cenderung menurunkan struktur
modal.
Gambar
Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
(Pengaruh
Pertumbuhan
Penjualan)
Pada
gambar dapat dilihat nilai thitung
jatuh di daerah penerimaan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal.
- Penarikan Kesimpulan
- Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Hipotesis
yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur
modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
telah terbukti melalui
pengujian hipotesis. Melalui uji-t dengan tingkat kekeliruan 5%
(=0.05), diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan struktur
aktiva berpengaruh terhadap struktur modal (H0)
ditolak. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari struktur aktiva terhadap struktur modal pada
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Besarnya
pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal secara parsial
adalah 98,4%, artinya sebesar 98,4% peningkatan struktur modal pada
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dapat dijelaskan oleh peningkatan
struktur aktiva ketika pertumbuhan penjualan tetap. Hasil penelitian
ini mendukung hipotesis yang diajukan bahwa struktur aktiva
berpengaruh terhadap struktur modal.
- Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal.
Hipotesis
yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap
struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
tidak terbukti melalui
pengujian hipotesis. Melalui uji-t dengan tingkat kekeliruan 5%
(=0.05), diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal (H0)
diterima.
Secara
parsial hubungan pertumbuhan penjualan dengan struktur modal adalah
sebesar -0,774 dengan arah negatif, besarnya koefisien determinasi
sebesar 59,91%. Dengan kata
lain dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
dari pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada PT. Aqua
Golden Mississippi Tbk.Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan
yang tinggi cenderung membuat perusahaan menggunakan utang relatif
kecil. Tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi memungkinkan untuk
membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang
dihasilkan secara internal(modal
sendiri), sehingga perusahaan
yang mempunyai tingkat penjualan yang tinggi, akan menggunakan hutang
dalam jumlah rendah.
- Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan Secara Simultan Terhadap Struktur Modal
Hipotesis yang menyatakan
bahwa struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada
PT. Aqua Golden Mississippi Tbk telah terbukti melalui pengujian
hipotesis. Melalui uji-F dengan tingkat kekeliruan 5% (=0.05),
diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan secara simultan tidak berpengaruh terhadap struktur modal
(H0)
ditolak. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal.
Besarnya
pengaruh struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal adalah sebesar 98,5%. Artinya 98,5%
perubahan struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk
dapat
dijelaskan oleh variabel struktur
aktiva dan
pertumbuhan
penjualan, sedangkan sisanya 1,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti
antara lain profitabilitas, leverage
operasi, pajak dan sikap manajemen.
- KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dari pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan
penjualan terhadap struktur modal pada PT.
Aqua Golden Mississippi Tbk,
maka penulis memberikan kesimpulan bahwa :
- Struktur aktiva pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2003 sampai dengan 2009 cenderung mengalami penurunan. Namun pada tahun 2007 mengalami peningkatan. Stuktur aktiva yang diperoleh dari perbandingan aktiva tetap dengan total aktiva cenderung mengalami penurunan dengan nilai rata-rata yang dicapai dari tahun 2003-2009 adalah 0,3841 . Hal itu disebabkan karena adanya pengeluaran (expenditure) untuk pemeliharaan (maintenance), perbaikan (repair/betterment), penggantian komponen (replacement), turun mesin (overhaul) dan penyusutan atau amortisasi pada aktivanya. Pemeliharaan (maintenance) merupakan tindakan atau aktivitas yang ditujukan “hanya” untuk membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan pengeluaran yang timbul hendaknya di bebankan (dijadikan biaya) pada periode yang sama. Perbaikan (repair) diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan (maintenance). Dikatakan perbaikan (repair) apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas bagian/sparepart/komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi belum diperlukan suatu penggantian. Penggantian komponen (replacement) ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu aktiva tetap. Turun mesin (overhaul) terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya menggunakan mesin. Misalnya: mobil, kendaraan, mesin produksi, peralatan produksi. Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan terjadi sekaligus tindakan: pemeliharaan, perbaikan, penggantian komponen. Turun mesin (overhaul) biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami penurunan fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang sudah relatif lama. Penyusutan terjadi pada setiap aktiva tetap dimana kualitas dari aktiva tersebut mengalami penurunan tiap tahun yang disebabkan adanya masa manfaat/umur ekonomis aktiva tetap, sehingga nilai aktiva tetap juga mengalami penurunan.
- Pertumbuhan penjualan yang diperoleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,83% setiap tahunnya. Fluktuasi dapat dilihat dari kondisi pasar, dimana pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor – faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah daya beli, kualitas produk, harga bahan baku, frekuensi pembelian, dan keinginan serta kebutuhan. Jika dari faktor-faktor tersebut mengalami peningkatan maka pertumbuhan penjualannya pun mengalami peningkatan, sebaliknya jika dari faktor-faktor tersebut mengalami penurunan maka pertumbuhan penjualannya pun akan mengalami penurunan. Kenaikan penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu meningkat sebesar 23,76% dari tahun 2003, sebaliknya kenaikan penjualan terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu hanya meningkat sebesar 7,78% dari tahun 2005
- Struktur modal yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009 dengan rata-rata sebesar 60,22% setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena perusahaan lebih cenderung memakai modal sendiri dalam pembiayaan perusahaan daripada utang jangka panjang. Namun utang jangka panjang yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009. Demikian juga dengan modal sendiri PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009.
Struktur
aktiva dan
pertumbuhan penjualan
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden
Mississippi Tbk. Struktur
aktiva dan
pertumbuhan penjualan
memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 98,5% terhadap struktur
modal. Secara parsial struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal, dimana
kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar modalnya
tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modalnya
dari modal permanen, yaitu modal sendiri sedangkan utang jangka
panjang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian, semakin
tinggi struktur aktiva (yang berarti semakin besar jumlah aktiva
tetap), maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (penggunaan
utang jangka panjang semakin sedikit). Namun
pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal,
pertumbuhan penjualan yang pesat cenderung lebih banyak menggunakan
utang jangka panjang. Semakin
besar pertumbuhan penjualan, maka semakin besar pula utang yang
digunakan oleh perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil tingkat
pertumbuhan penjualan,
maka semakin sedikit pula utang yang diambil perusahaan.
Berdasarkan
penelitian dan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran
yaitu sebagai berikut :
- Agar perusahaan memiliki struktur aktiva yang baik, caranya adalah dengan melakukan penilaian kembali pada aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut sehingga tidak berisiko tinggi bagi perusahaan dalam menghadapi masalah penyusutan aktivanya.
- Agar perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang baik, maka perusahaan harus memperhatikan kondisi penjualan. Penjualan akan meningkat jika permintaan akan aktiva tinggi, sehingga mengakibatkan perusahaan memerlukan biaya. Biaya tersebut diperoleh dari utang jangka panjang atau modal sendiri. Namun jika tingkat pertumbuhan penjualan mengalami penurunan hal tersebut karena biaya produksi tinggi sehingga permintaan akan aktiva (aktiva tetap) berkurang atau menurun.
- Agar perusahaan memiliki struktur modal yang baik maka perusahaan harus memperhatikan struktur modal. Struktur modal dikatakan baik jika jumlah utang jangka panjang lebih sedikit dibandingkan modal sendirinya. Sehingga dapat dikatakan aktiva perusahaannya dibiayai oleh modal sendiri yang dimiliki perusahaan tersebut.
- Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel independen yaitu struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan. Kedua variabel tersebut hanya menjelaskan sebesar 98,5 % variabel struktur modal, sedangkan sisanya yaitu 1,5% akan dijelaskan oleh variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dengan demikian masih ada variabel lain di luar penelitian yang bisa dijadikan variabel independen. Untuk hasil penelitian yang lebih baik, peneliti selanjutnya hendaknya bisa melakukan penambahan terhadap variabel independen yang digunakan.
- DAFTAR PUSTAKA
Agus
Sartono. 2008. Manajemen
Keuangan Teori, dan Aplikasi.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Andi
Supangat. 2007.
Statistika: Dalam Kajian
Deskriptif. Inferensial. dan Nonparametik. Edisi
1. Kencana : Jakarta.
Brigham,
Eugene and Joel F. Houston. 2005.
Fundamental of Financial
Management. Jakarta : Erlangga.
Bambang
Riyanto. 2008. Dasar-dasar
Pembelanjaan.
Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Damodar
N. Gujarati, 2005
“Basic Econometrics”
fourth edition McGraw-Hill, New York.
Hariyanti,
Puji. 2008. Analisis
Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal
pada Perusahaan Manufaktur yang go
public
di BEJ. Skripsi Universitas Brawijaya, Malang.
Horngren,
Harrison, Bamber, 2006, Akuntansi, PT. Indeks Kelompok Gramedia
Jonathan
Sarwono. 2006.
Teori &
Praktek Riset Pemasaran dengan SPSS.
Yogyakarta : Andi Publisher.
Kieso,
Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield, 2005,
Intermediate Accounting,
John Wiley & Sons,Inc, United State of America.
Martono
dan Agus Harjito. 2008. Manajemen
Keuangan.
Yogyakarta : EKONISIA.
Masyhuri
dan M. Zainudin. 2009. Metode
Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
PT. Refika Aditama: Bandung.
Munawir,
S. 2005. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Moch
Nazir. 2005. Metode
Penelitian.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Rismawaty.
2007.
Stabilitas
Penjualan Struktur Aktiva,
Tingkat
Pertumbuhan Dan Profitabilitas
Terhadap
Struktur Modal
( Studi
Empiris Pada Sektor Tekstil Dan Garmen
Yang
Terdaftar Di BEJ
periode
2002-2006
).
Singgih,
Santoso,
2005,
Mengolah
Data Statistik Secara Profesional.
PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sugiyono.
2005.
Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono.
2010. Metode
Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suprayogi,
Risdianto. 2007.
Pengaruh
Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Tingkat Pertumbuhan Penjualan
Terhadap
Struktur
Modal
(Pada
Perusahaan Plastik Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta).
Susan
Irawati.2006. Manajermen
Keuangan.Bandung:
PUSTAKA.
Sutrisno.
2008. Manajemen
Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi.
Yogyakarta : EKONISIA.
Syamsudin,
Lukman. 2007. Manajemen
Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan Pengawasan dan
Pengambilan Keputusan).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Utami,
Wahyuni Dewi. 2005. Analisis
Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan
pada Industri Perdagangan Besar Barang Produksi dan Eceran yang
terdaftar di BEJ. Universitas Brawijaya, Malang.
Weston,
J.F dan Copeland. 2008. Dasar–Dasar
Manajemen Keuangan Jilid
II.
Jakarta : Erlangga.
Weston,
J. Fred & Eugene F. Brigham. 2005. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi Kesepuluh, Jilid Dua. Jakarta: Erlangga
www.idx.co.id
www.skripsi.umm.ac.id
www.studentresearch.umm.ac.id
Zaki
Baridwan, 2005,
Intermediate Accounting,
BPFE, Yogyakarta
pinjam buat makalah bang.
BalasHapusOke Terima kasih
Hapusbang mau tanya ada yang full format pdf ga? buat referensi. thx bang
BalasHapus