Langsung ke konten utama

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk. DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)


ARTIKEL

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN
PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODALPT. AQUA GOLDEN MISSISSIPPI Tbk.DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

The Influence Of Asset Structure And Selling Growth Toward Capital Structure Of PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. At
Indonesia Stock Exchange (IDX)

Disusun Oleh :
Judhitia Suba Sampebulu’ 2.11.06.069
(e-mail: judhitia_ak2@yahoo.co.id)
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

ABSTRACT

Asset structure and selling growth are several factors which influential in decision-making of company's capital structure. In 2003-2006, the conditions that occur in PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. showed that in asset structure (comparison between fixed assets and total assets), the fixed assets decreased but the total assets have increased. The purpose of this research is to know how big influence of asset structure (X1) and selling growth (X2) to the capital structure (Y) either partially or simultaneously.
The method used in this research is descriptive analysis method with quantitative approach. The population used in this research that financial report balance sheet and profit and loss during the period of 19 years is in 1990 until 2009. The samples selection is done by using purposive sampling method with the amount of data as much as 7 years. The statistical method used is multiple linear regresion to test the classical assumption in advance using the program SPSS. 15.0.
The results showed partial asset structure significantly to the capital structure. While the selling growth turns no significantly to the capital structure. In addition, simultaneously both the asset structure and selling growth turns significantly effect on capital structure. The next researchers are suggested to use the variables which can influence the capital structure in order to create a positive and significant correlations.

Keywords: Asset Structure, Selling Growth, Capital Structure

  1. PENDAHULUAN
Dunia bisnis yang sedang mengalami era globalisasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat dan tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk berproduksi secara maksimal menghasilkan produk-produk yang berkualitas agar tetap unggul serta dapat bertahan dalam persaingan termasuk sektor industri makanan dan minuman. Perusahaan-perusahaan sektor industri makanan dan minuman sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi yang tidak terlepas dari masalah permodalan atau dana yang umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal saja, tetapi juga berusaha untuk meningkatkan kemakmuran pemiliknya.
Setiap perusahaan memiliki rencana yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu aspek penting untuk mengimplementasikan rencana tersebut adalah rencana pembelanjaan. Kegagalan dalam rencana pembelanjaan akan menghambat aktivitas perusahaan. Sebaliknya, pengaturan yang tepat dalam rencana pembelanjaan akan membantu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Keputusan pembelanjaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana berhubungan dengan penentuan sumber dana yang akan digunakan dan penentuan perimbangan pembelanjaan yang baik atau penentuan struktur modal yang optimal.
Pada hakekatnya masalah pembelanjaan menyangkut keseimbangan keuangan perusahaan. Pembelanjaan berarti mengadakan keseimbangan antara aktiva dan pasiva yang dibutuhkan, baik secara absolut ataupun relatif akan nampak pada struktur aktiva, sedangkan perimbangan dalam pasiva baik secara absolut ataupun relatif akan tercermin pada struktur modal.
Struktur modal merupakan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Besar kecilnya angka rasio struktur modal menunjukkan banyak sedikitnya jumlah utang jangka panjang dan modal sendiri yang diinvestasikan pada aktiva tetap yang digunakan untuk memperoleh laba operasi.
Pada penelitian ini, variabel-variabel yang akan diteliti adalah: struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan. Sedangkan variabel terikat adalah struktur modal, yang diukur dengan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal sendiri. Alasan pemilihan variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan adalah karena pada masing-masing penelitian terdahulu variabel-variabel tersebut yang berpengaruh dominan terhadap struktur modal. Dari kedua variabel bebas tersebut yang diduga berpengaruh dominan adalah struktur aktiva karena pada kedua penelitian terdahulu merupakan variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Adapun kegunaan penelitian ini adalah dapat bermanfaat baik secara akademis maupun secara praktis sebagai bahan masukan khususnya mengenai struktur aktiva, pertumbuhan penjualan dan struktur modal agar perusahaan dapat memperoleh struktur modal yang optimal setiap tahunnya.
  1. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Struktur Aktiva menurut Weston dan Brigham (2005:175) struktur aktiva adalah: perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva.
Adapun perhitungan struktur aktiva adalah sebagai berikut:
Aktiva Tetap
Struktur Aktiva =
Total Aktiva
(Weston dan Brigham 2005:175)
Pertumbuhan Penjualan menurut Amstrong (2005: 327) pertumbuhan penjualan dapat diartikan sebagai: perubahan penjualan per tahun. Pertumbuhan penjualan suatu produk sangat tergantung dari daur hidup produk.
Adapun rumus pertumbuhan penjualan adalah sebagai berikut:
Penjualant – Penjualan t-1
Pertumbuhan Penjualan = x 100%
Penjualant-1
(Weston dan Copeland 2008:240)
Struktur Modal menurut Bambang Riyanto (2008:22) adalah: struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.


Hipotesis keseluruhan yang penulis ajukan adalah sebagai berikut:
Pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. di Bursa Efek Indonesia (BEI).”
  1. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
Objek penelitian ini adalah struktur aktiva, pertumbuhan penjualan, dan struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. yang terdaftar di BEI yang berlokasi di Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53 Jakarta. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang akan diteliti terdiri dari berbagai sumber yaitu dilakukan dengan cara:
  1. Penelitian langsung
Yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung di perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dengan cara dokumentasi. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki instansi terkait, umumnya tentang laporan keuangan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. pada tahun 2003-2009.
  1. Studi kepustakaan
Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian.
Untuk meneliti bagaimana pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal ada tiga operasionalisasi variabel dalam penelitian ini. Variabel, konsep variabel, indikator, dan skala pengukuran yang digunakan baik untuk variabel X maupun variabel Y dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Struktur Aktiva (Variabel X1) Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total aktiva. (Weston dan Brigham 2005:175)





Aktiva Tetap
Struktur Aktiva =
Total Aktiva



Rasio
Pertumbuhan Penjualan (Variabel X2)
Pertumbuhan penjualan merupakan ukuran sampai sejauh mana laba per saham darisuatu perusahaan dapat ditingkatkan oleh utang.
(Weston dan Copeland 2008:35)

Penjualant – Penjualant-1
Pertumbuhan Penjualan= x100%
Penjualant-1





Rasio
Struktur Modal (Variabel Y) Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. (Bambang Riyanto 2008:22)
Utang Jangka Panjang
Struktur Modal = x 100%
Modal Sendiri




Rasio
Adapun populasi yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan mulai saat PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. masuk ke bursa saham sejak tahun 1990 sampai dengan tahun 2009 yakni selama 19 tahun. Sampel yang digunakan dalam pemilihan data menggunakan non propability sampling, yaitu dengan menggunakan sampling purposive. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dari tahun 2003-2009 atau selama 7 tahun di PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Metode rancangan analisis dan uji hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Rancangan Analisis
  1. Analisis Kualitatif
  2. Analisis Kuantitatif
  3. Analisis Statistik
  1. Analisis Regresi Linier Berganda
  2. Uji Asumsi Klasik
  3. Analisis Korelasi
  4. Koefisiensi Determinasi
Uji Hipotesis
  1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F).
    1. Menentukan hipotesis secara keseluruhan antara variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal.

Ho : β, = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal.
Ha : β, ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal.
    1. Menentukan nilai signifikansi É‘ yaitu 5% atau 0,05 dan derajat bebas (dk = k ; n – k – l), untuk mengetahui daerah Ftabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakkan.
  • Selanjutnya menghitung nilai Fhitung sebagai berikut :

(Sumber: Sugiyono, 2005:267)
  • Hasil Fhitung dibandingkan dengan Ftabel dengan kriteria :
  1. Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
  2. Tolak Ho jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
  3. Tolak Ho jika nilai F-sign < É‘ ,05.
  1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t).
    1. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas struktur aktiva terhadap variabel terikat struktur modal. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur aktiva terhadap variabel terikat struktur modal.
Ha : β 0 Terdapat pengaruh yang signifikan struktur aktiva terhadap variabel terikat struktur modal.
    1. Menentukan hipotesis parsial antara variabel bebas pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal. Hipotesis statistik dari penelitian ini adalah :
Ho : β = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal.
Ha : β 0 Terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan penjualan terhadap variabel terikat struktur modal.
    1. Menentukan tingkat signifikan.
Ditentukan dengan 5% dari derajat bebas (dk) = (n – k – l), untuk menentukan ttabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5% karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian.
    1. Menghitung nilai thitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus :

dan




Dimana :
r = Korelasi parsial yang ditentukan
n = Jumlah sampel
t = thitung
    1. Kemudian dibuat kesimpulan mengenai diterima tidaknya hipótesis setelah dibandingkan antara thitung dan ttabel dengan kriteria :
      1. Tolak Ho jika thitung > ttabel pada alpha 5% untuk koefisien positif.
      2. Tolak Ho jika thitung < ttabel pada alpha 5% untuk koefisien negatif.
      3. Tolak Ho jika nilai t –sign < É‘ 0,05.
  1. Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan

Gambar 3.2
Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
  1. Penarikan Kesimpulan
Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika t hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan).
      1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  1. Hasil Analisis Kualitatif
  1. Analisis Struktur Aktiva
Tahun
(a)
Aktiva Tetap
(b)
Total Aktiva
(c)
Struktur Aktiva
(d=b/c)
2003
312,181
523,301
0,5966
2004
290,537
671,108
0,4329
2005
288,102
730,586
0,3943
2006
286,106
795,244
0,3598
2007
326,743
891,530
0,3665
2008
342,956
1,003,488
0,3418
2009
366,718
1,147,206
0,3197
Rata-rata
316,189
823,209
0,3841
Pada grafik terlihat dengan jelas bagaimana total aktiva yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. meningkat terus dari tahun ke tahun, sementara aktiva tetapnya cenderung menurun, sehingga struktur aktiva yang dihasilkan PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. cenderung mengalami penurunan dengan nilai rata-rata yang dicapai dari tahun 2003-2009 adalah 0,3841. Hal itu disebabkan karena adanya pengeluaran (expenditure) untuk pemeliharaan (maintenance), perbaikan (repair/betterment), penggantian komponen (replacement), turun mesin (overhaul) dan penyusutan atau amortisasi pada aktivanya. Pemeliharaan (maintenance) merupakan tindakan atau aktivitas yang ditujukan “hanya” untuk membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan pengeluaran yang timbul hendaknya di bebankan (dijadikan biaya) pada periode yang sama. Perbaikan (repair) diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan (maintenance). Dikatakan perbaikan (repair) apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas bagian/sparepart/komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi belum diperlukan suatu penggantian. Penggantian komponenen (replacement) ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu aktiva tetap. Turun mesin (overhaul) terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya menggunakan mesin. Misalnya: mobil, kendaraan, mesin produksi, peralatan produksi. Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan terjadi sekaligus tindakan: pemeliharaan, perbaikan, penggantian komponen. Turun mesin (overhaul) biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami penurunan fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang sudah relatif lama. Penyusutan terjadi pada setiap aktiva tetap dimana kualitas dari aktiva tersebut mengalami penurunan tiap tahun yang disebabkan adanya masa manfaat/umur ekonomis aktiva tetap, sehingga nilai aktiva tetap juga mengalami penurunan.
Kondisi yang terus menerus mengalami penurunan akan berdampak kurang efektif dalam pengalokasian struktur aktiva. Hal tersebut didukung oleh teori menurut Agus Sartono (2008:175) yang menyatakan bahwa semakin tinggi struktur aktiva perusahaan menunjukkan semakin tinggi kemampuan dari perusahaan tersebut untuk dapat menjamin utang jangka panjang yang dipinjamnya.
  1. Analisis Pertumbuhan Penjualan
Tahun
(a)
Penjualan
(b)
Pertumbuhan Penjualan
(c=b t -bt-1/bt-1 x 100%)
2002
903,486
-
2003
1,077,222
19,23%
2004
1,333,147
23,76%
2005
1,536,156
15,23%
2006
1,655,614
7,78%
2007
1,952,156
16,67%
2008
2,331,533
19,38 %
2009
2,733,713
18,55%

Rata-Rata
17,83%


Pertumbuhan penjualan dari tahun 2003-2009 masih mengalami fluktuasi akibat dari penjualan yang tidak konsisten setiap tahunnya sehingga menghasilkan pertumbuhan penjualan yang naik turun dengan rata-rata sebesar 17,83% setiap tahunnya.
Fluktuasi yang cenderung menurun dapat dilihat dari kondisi pasar, dimana pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor – faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah daya beli, kualitas produk, harga bahan baku, frekuensi pembelian, dan keinginan serta kebutuhan. Jika dari faktor-faktor tersebut mengalami peningkatan maka pertumbuhan penjualannya pun mengalami peningkatan, sebaliknya jika dari faktor-faktor tersebut mengalami penurunan maka pertumbuhan penjualannya pun akan mengalami penurunan.
Hal tersebut didukung oleh teori menurut Weston dan Copeland (2008:35) yang menyatakan bahwa jika penjualan dan laba meningkat maka akan meningkatkan pendapatan perusahaan, sebaliknya jika penjualan dan laba menurun maka akan menurunkan pendapatan perusahaan.
  1. Analisis Struktur Modal

Tahun
(a)
Utang Jangka Panjang
(b)
Modal Sendiri
(c)
Struktur Modal
(d=b/c x 100%)
2003
205,962
269,723
76.36%
2004
223,539
354,497
63.06%
2005
257,954
405,323
63.64%
2006
269,501
447,225
60.26%
2007
297,935
507,270
58.73%
2008
327,984
581,580
56.40%
2009
357,693
656,915
54.45%
Rata-rata
277,224
460,362
60.22%



Pada grafik terlihat dengan jelas bagaimana utang jangka panjang yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk meningkat terus dari tahun ke tahun. Demikian juga dengan modal sendiri yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk meningkat terus dari tahun ke tahun. Sementara struktur modalnya terus mengalami penurunan hingga tahun 2009 dengan rata-rata 60,22% setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena perusahaan lebih cenderung memakai modal sendiri dalam pembiayaan perusahaan daripada utang jangka panjang. Modal sendiri digunakan untuk membiayai aktiva tetap. Modal dan laba tahun berjalan dalam perusahaan akan berkurang untuk membiaya aktiva tetap sehingga struktur modalnya menurun.
Kondisi yang terus menerus mengalami penurunan mengakibatkan tidak tercapainya struktur modal yang optimal. Hal tersebut didukung oleh teori menurut Bambang Riyanto (2008:294) yang menyatakan bahwa struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang memaksimalkan harga saham atau nilai perusahaan dan sekaligus juga meminimumkan biaya modal rata-ratanya. Struktur modal yang optimal berhubungan dengan kepentingan pembelanjaan mengenai perimbangan yang optimal antara pengambilan dana dari pinjaman jangka panjang dengan dana yang berasal dari penambahan modal sendiri.
  1. Hasil Analisis Kuantitatif
Hasil analisis statistik dari penelitan ini dibagi menjadi 4, yaitu:
  1. Analisis Regresi Linear Berganda
Dengan menggunakan rumus


Hasil output dari pengolahan data menggunakan program SPSS versi 15.0 for Windows adalah sebagai berikut:
Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Regresi
Dengan hasil Y = 33,997 + 79,196 X1 – 0,230 X2
Berdasarkan persamaan prediksi diatas, maka dapat diinterpretasikan koefisien regresi dari masing-masing variabel independen sebagai berikut:
  • Setiap kenaikan struktur aktiva sebesar satu satuan diprediksi akan meningkatkan struktur modal perusahaan sebesar 79,196 dengan asumsi pertumbuhan penjualan perusahaan tidak mengalami perubahan.
  • Setiap kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar satu persen diprediksi akan menurunkan struktur modal perusahaan sebesar 0,230 persen dengan asumsi struktur aktiva tidak berubah.
  • Nilai konstanta sebesar 33,997 persen menunjukan nilai prediksi rata-rata struktur modal perusahaan apabila struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan sama dengan nol.
  1. Uji Asumsi Klasik
  1. Uji Asumsi Normalitas
Tabel Hasil Pengujian Asumsi Normalitas
Pada tabel dapat dilihat nilai probabilitas (signifikansi) yang diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,516. Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.
  1. Uji Asumsi Multikolinieritas
Tabel Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas
Melalui nilai VIF yang diperoleh seperti pada tabel diatas menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas, dimana nilai VIF dari kedua variabel bebas masih lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel bebas.
  1. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Tabel Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas
Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh seperti dapat dilihat pada tabel diatas memberikan suatu indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidak terjadi heteroskedastisitas), hal ini terlihat dari nilai signifikansi masing-masing koefisien korelasi kedua variabel bebas dengan absolut error ( 0,819 dan 0,253) masih lebih besar dari 0,05.
  1. Uji Asumsi Autokorelasi
Tabel Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi
Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (D-W) = 1,909, sementara dari tabel d pada tingkat kekeliruan 5% untuk jumlah variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n = 7 diperoleh batas bawah nilai tabel (dL) = 0,467 dan batas atasnya (dU) = 1,896. Karena nilai Durbin-Watson model regresi (1,909) berada diantara dU (1,896) dan 4-dU (2,104), maka dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi pada model regresi.
        1. Analisis Korelasi
  1. Perhitungan korelasi struktur aktiva dengan struktur modal diperoleh
dengan perhitungan sebagai berikut:




  1. Perhitungan korelasi pertumbuhan penjualan dengan struktur modal
diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:





  1. Perhitungan korelasi struktur aktiva dengan pertumbuhan penjualan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:






Koefisien korelasi yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for Windows adalah sebagai berikut:
Tabel Koefisien Korelasi Sturktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dengan Struktur Modal
Untuk mengetahui korelasi secara parsial dari struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara parsial dengan struktur modal dihitung korelasi parsial.
  1. Korelasi struktur aktiva dengan struktur modal pada saat pertumbuhan penjualan konstan





Koefisien korelasi parsial Struktur Aktiva dengan Struktur Modal yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for Windows adalah sebagai berikut:

Tabel Koefisien Korelasi Parsial Sturktur Aktiva dengan Struktur Modal pada saat Pertumbuhan Penjualan Konstan
Hubungan antara struktur aktiva dengan struktur modal ketika pertumbuhan penjualan tidak berubah adalah sebesar 0,992 dengan arah positif. Artinya hubungan antara struktur aktiva dengan struktur modal sangat kuat ketika pertumbuhan penjualan tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan bahwa ketika struktur aktiva meningkat, sementara pertumbuhan penjualan tidak berubah maka akan meningkatkan struktur modal perusahaan. Kemudian besar pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan ketika pertumbuhan penjualan perusahaan tetap adalah (0,992)2 100% = 98,4%.
  1. Korelasi pertumbuhan penjualan dengan struktur modal pada saat struktur aktiva konstan





Koefisien korelasi parsial Pertumbuhan Penjualan dengan Struktur Modal yang diperoleh dari pengolahan data dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for Windows adalah sebagai berikut:
Tabel
Koefisien Korelasi Parsial Pertumbuhan Penjualan dengan Struktur Modal pada saat Struktur Aktiva Konstan
Hubungan antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal ketika struktur aktiva tidak berubah adalah sebesar -0,774 dengan arah negatif. Artinya hubungan antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal termasuk kuat ketika struktur aktiva tidak mengalami perubahan. Ini menggambarkan bahwa ketika pertumbuhan penjualan meningkat, sementara struktur aktiva tidak berubah maka struktur modal perusahaan akan menurun. Kemudian besar pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal perusahaan ketika struktur aktiva perusahaan tetap adalah (-0,774)2 100% = 59,91%.
  1. Korelasi secara simultan struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal dengan perhitungan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil perhitungan besar pengaruh/kontribusi masing-masing variabel bebas terhadap struktur modal dapat diketahui bahwa diantara kedua variabel bebas, struktur aktiva memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap struktur modal dibanding pertumbuhan penjualan.
        1. Koefisien Determinasi
Dengan menggunakan rumus KD = r2 x 100%
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for Windows hasilnya adalah
Tabel Koefisien Determinasi
Nilai R pada tabel di atas menunjukkan kekuatan hubungan kedua variabel bebas (struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan) secara simultan dengan struktur modal perusahaan. Jadi pada permasalahan yang sedang diteliti diketahui bahwa secara simultan kedua variabel bebas (struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan) memiliki hubungan yang sangat kuat dengan struktur modal perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai korelasi berganda (R) sebesar 0,992 berada diantara 0,80 hingga 1,00 yang tergolong dalam kriteria korelasi sangat kuat.
Sementara nilai R-Square sebesar 0,985 atau 98,5%, menunjukkan bahwa kedua variabel bebas yang terdiri dari struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara simultan mampu menerangkan perubahan yang terjadi pada struktur modal sebesar 98,5%. Dengan kata lain secara bersama-sama kedua variabel bebas (struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan) memberikan kontribusi/pengaruh sebesar 98,5% terhadap perubahan struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Sisanya pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati adalah sebesar 1,5%, dan merupakan pengaruh faktor lain diluar kedua variabel bebas (struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan) yaitu profitabilitas, leverage operasi, pajak dan sikap manajemen.
Selanjutnya dilakukan pengujian apakah struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara parsial. Uji signifikansi dilakukan untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih eksak atas interpretasi dari masing-masing koefisien regresi. Pengujian dimulai dari pengujian simultan, dan dilanjutkan dengan uji parsial.
  1. Uji Hipotesis
  1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji Statistik F)
  1. Menentukan hipotesis
Ho : β1,2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Ha : β1,2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
  1. Menentukan nilai signifikansi
Dengan dk = (k ; n-k-1) = (2; 7-2-1) = (2;4) dan taraf signifikansi α = 0,05 maka diperoleh Ftabel = 6,944.
Daerah kritis dalam penelitian ini adalah: Ho ditolak jika Fhitung > 6,994 Ha diterima jika Fhitung 6,944.
  1. Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftable
Nilai statistik uji F diperoleh dalam tabel anova hasil SPSS 15 for windows pada tabel berikut:
Tabel Anova Untuk Pengujian Koefisien Regresi secara Bersama-sama
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Fhitung = 128,908 > Ftabel (6,944)
  1. Kesimpulan
Karena Fhitung (128,908) lebih besar dari Ftabel (6,944) maka pada tingkat kekeliruan 5% (=0.05) diputuskan untuk menolak Ho sehingga Ha diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.


Nilai Fhitung jatuh didaerah penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
  1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji Statistik t)
  1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
  1. Menetukan Hipotesis
Ho : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan struktur aktiva terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Ha : β2 0 Terdapat pengaruh yang signifikan struktur aktiva terhadap struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
  1. Menentukan daerah kritis
Dengan dk = n-k-1 = 7-2-1 = 4 dan taraf signifikansi α = 0.05 maka diperoleh ttabel = 2,776
Daerah kritis dalam penelitian ini adalah:
  • Ho ditolak jika thitung > 2,776
  • Ha diterima jika thitung ≤ 2,776
  1. Membandingkan nilai thitung dengan ttable
Untuk mengetahui struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal yang diberikan maka dicari t1 sebagai berikut:



Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = 15,910 > ttabel (2,776).
  1. Kesimpulan
Diperoleh nilai thitung variabel struktur aktiva sebesar 15,910 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai thitung (15,910) lebih besar dari ttabel (2,776) maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak sehingga Ha diterima. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Arah pengaruh bertanda positif menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki struktur aktiva lebih tinggi cenderung memiliki struktur modal yang lebih tinggi juga.

Gambar Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
(Pengaruh Struktur Aktiva)
Pada gambar dapat dilihat niali t hitung jatuh didaerah penolakan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
  1. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal
  1. Merumuskan Hipotesis
Ho : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Ha : β2 0 Terdapat pengaruh yang signifikan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
  1. Menentukan daerah kritis
Dengan dk = n-k-1 = 7-2-1 = 4 dan taraf signifikansi α = 0.05 maka diperoleh ttabel = 2,776
Daerah kritis dalam penelitian ini adalah:
  • Ho ditolak jika thitung > 2,776
  • Ha diterima jika thitung ≤ 2,776
  1. Membandingkan nilai thitung dengan ttable
Untuk mengetahui pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal yang diberikan maka dicari t2 sebagai berikut:





Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung = -2,447 < ttabel (2,776).
  1. Kesimpulan
Diperoleh nilai thitung variabel pertumbuhan penjualan sebesar -2,447. Karena nilai thitung (-2,447) berada diantara negatif ttabel
(-2,776) dan positif ttabel (2,776) maka pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho sehingga Ha ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Arah pengaruh bertanda negatif menunjukkan bahwa kenaikan pertumbuhan penjualan cenderung menurunkan struktur modal.


Gambar Grafik Daerah Penerimaan dan Penolakan Ho Pada Uji Parsial
(Pengaruh Pertumbuhan Penjualan)
Pada gambar dapat dilihat nilai thitung jatuh di daerah penerimaan Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
  1. Penarikan Kesimpulan
  1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal
Hipotesis yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk telah terbukti melalui pengujian hipotesis. Melalui uji-t dengan tingkat kekeliruan 5% (=0.05), diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal (H0) ditolak. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari struktur aktiva terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.
Besarnya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal secara parsial adalah 98,4%, artinya sebesar 98,4% peningkatan struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dapat dijelaskan oleh peningkatan struktur aktiva ketika pertumbuhan penjualan tetap. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal.
  1. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal.
Hipotesis yang menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tidak terbukti melalui pengujian hipotesis. Melalui uji-t dengan tingkat kekeliruan 5% (=0.05), diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap struktur modal (H0) diterima.
Secara parsial hubungan pertumbuhan penjualan dengan struktur modal adalah sebesar -0,774 dengan arah negatif, besarnya koefisien determinasi sebesar 59,91%. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk.Hal ini menunjukan bahwa pertumbuhan penjualan yang tinggi cenderung membuat perusahaan menggunakan utang relatif kecil. Tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal(modal sendiri), sehingga perusahaan yang mempunyai tingkat penjualan yang tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah.
  1. Pengaruh Struktur Aktiva dan Pertumbuhan Penjualan Secara Simultan Terhadap Struktur Modal
Hipotesis yang menyatakan bahwa struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk telah terbukti melalui pengujian hipotesis. Melalui uji-F dengan tingkat kekeliruan 5% (=0.05), diperoleh hasil bahwa hipotesis yang menyatakan struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara simultan tidak berpengaruh terhadap struktur modal (H0) ditolak. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal.
Besarnya pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal adalah sebesar 98,5%. Artinya 98,5% perubahan struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk dapat dijelaskan oleh variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan, sedangkan sisanya 1,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti antara lain profitabilitas, leverage operasi, pajak dan sikap manajemen.
  1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari pengaruh struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk, maka penulis memberikan kesimpulan bahwa :
  1. Struktur aktiva pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk tahun 2003 sampai dengan 2009 cenderung mengalami penurunan. Namun pada tahun 2007 mengalami peningkatan. Stuktur aktiva yang diperoleh dari perbandingan aktiva tetap dengan total aktiva cenderung mengalami penurunan dengan nilai rata-rata yang dicapai dari tahun 2003-2009 adalah 0,3841 . Hal itu disebabkan karena adanya pengeluaran (expenditure) untuk pemeliharaan (maintenance), perbaikan (repair/betterment), penggantian komponen (replacement), turun mesin (overhaul) dan penyusutan atau amortisasi pada aktivanya. Pemeliharaan (maintenance) merupakan tindakan atau aktivitas yang ditujukan “hanya” untuk membuat suatu aktiva tetap berfungsi sebagaimana mestinya dan pengeluaran yang timbul hendaknya di bebankan (dijadikan biaya) pada periode yang sama. Perbaikan (repair) diperhitungkan sebagai aktivitas yang lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan (maintenance). Dikatakan perbaikan (repair) apabila untuk membuat aktiva tersebut berfungsi sebagaimana mestinya diperlukan tindakan pemulihan kondisi atas bagian/sparepart/komponen yang mengalami penurunan fungsi, akan tetapi belum diperlukan suatu penggantian. Penggantian komponen (replacement) ditandai dengan adanya penggantian atas satu komponen atau lebih dari suatu aktiva tetap. Turun mesin (overhaul) terjadi pada aktiva tetap yang bekerjanya menggunakan mesin. Misalnya: mobil, kendaraan, mesin produksi, peralatan produksi. Dikatakan mengalami turun mesin apabila untuk membuatnya berfungsi lebih baik, diperlukan tindakan pembongkaran terhadap hampir seluruh komponen atau komponen utama dari aktiva tersebut, untuk kemudian dilakukan pemasangan kembali. Pada proses turun mesin hampir pasti akan terjadi sekaligus tindakan: pemeliharaan, perbaikan, penggantian komponen. Turun mesin (overhaul) biasanya terjadi disaat-saat aktiva tersebut mengalami penurunan fungsi (kapasitas) yang sangat signifikan akibat penggunaan yang sudah relatif lama. Penyusutan terjadi pada setiap aktiva tetap dimana kualitas dari aktiva tersebut mengalami penurunan tiap tahun yang disebabkan adanya masa manfaat/umur ekonomis aktiva tetap, sehingga nilai aktiva tetap juga mengalami penurunan.
  2. Pertumbuhan penjualan yang diperoleh PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 17,83% setiap tahunnya. Fluktuasi dapat dilihat dari kondisi pasar, dimana pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualan. Adapun faktor – faktor kondisi pasar yang perlu diperhatikan adalah daya beli, kualitas produk, harga bahan baku, frekuensi pembelian, dan keinginan serta kebutuhan. Jika dari faktor-faktor tersebut mengalami peningkatan maka pertumbuhan penjualannya pun mengalami peningkatan, sebaliknya jika dari faktor-faktor tersebut mengalami penurunan maka pertumbuhan penjualannya pun akan mengalami penurunan. Kenaikan penjualan tertinggi terjadi pada tahun 2004 yaitu meningkat sebesar 23,76% dari tahun 2003, sebaliknya kenaikan penjualan terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu hanya meningkat sebesar 7,78% dari tahun 2005
  3. Struktur modal yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009 dengan rata-rata sebesar 60,22% setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena perusahaan lebih cenderung memakai modal sendiri dalam pembiayaan perusahaan daripada utang jangka panjang. Namun utang jangka panjang yang dimiliki PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009. Demikian juga dengan modal sendiri PT. Aqua Golden Mississippi Tbk terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama periode tahun 2003-2009.
Struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada PT. Aqua Golden Mississippi Tbk. Struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan memberikan kontribusi atau pengaruh sebesar 98,5% terhadap struktur modal. Secara parsial struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dimana kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri sedangkan utang jangka panjang sifatnya hanya sebagai pelengkap. Dengan demikian, semakin tinggi struktur aktiva (yang berarti semakin besar jumlah aktiva tetap), maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (penggunaan utang jangka panjang semakin sedikit). Namun pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan penjualan yang pesat cenderung lebih banyak menggunakan utang jangka panjang. Semakin besar pertumbuhan penjualan, maka semakin besar pula utang yang digunakan oleh perusahaan. Sebaliknya, semakin kecil tingkat pertumbuhan penjualan, maka semakin sedikit pula utang yang diambil perusahaan.
Berdasarkan penelitian dan kesimpulan di atas, penulis mencoba memberikan saran yaitu sebagai berikut :
  1. Agar perusahaan memiliki struktur aktiva yang baik, caranya adalah dengan melakukan penilaian kembali pada aktiva tetap yang dimiliki perusahaan tersebut sehingga tidak berisiko tinggi bagi perusahaan dalam menghadapi masalah penyusutan aktivanya.
  2. Agar perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang baik, maka perusahaan harus memperhatikan kondisi penjualan. Penjualan akan meningkat jika permintaan akan aktiva tinggi, sehingga mengakibatkan perusahaan memerlukan biaya. Biaya tersebut diperoleh dari utang jangka panjang atau modal sendiri. Namun jika tingkat pertumbuhan penjualan mengalami penurunan hal tersebut karena biaya produksi tinggi sehingga permintaan akan aktiva (aktiva tetap) berkurang atau menurun.
  3. Agar perusahaan memiliki struktur modal yang baik maka perusahaan harus memperhatikan struktur modal. Struktur modal dikatakan baik jika jumlah utang jangka panjang lebih sedikit dibandingkan modal sendirinya. Sehingga dapat dikatakan aktiva perusahaannya dibiayai oleh modal sendiri yang dimiliki perusahaan tersebut.
  4. Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel independen yaitu struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan. Kedua variabel tersebut hanya menjelaskan sebesar 98,5 % variabel struktur modal, sedangkan sisanya yaitu 1,5% akan dijelaskan oleh variabel yang lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dengan demikian masih ada variabel lain di luar penelitian yang bisa dijadikan variabel independen. Untuk hasil penelitian yang lebih baik, peneliti selanjutnya hendaknya bisa melakukan penambahan terhadap variabel independen yang digunakan.

  1. DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Andi Supangat. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif. Inferensial. dan Nonparametik. Edisi 1. Kencana : Jakarta.
Brigham, Eugene and Joel F. Houston. 2005. Fundamental of Financial Management. Jakarta : Erlangga.
Bambang Riyanto. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Damodar N. Gujarati, 2005Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill, New York.
Hariyanti, Puji. 2008. Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang go public di BEJ. Skripsi Universitas Brawijaya, Malang.
Horngren, Harrison, Bamber, 2006, Akuntansi, PT. Indeks Kelompok Gramedia
Jonathan Sarwono. 2006. Teori & Praktek Riset Pemasaran dengan SPSS. Yogyakarta : Andi Publisher.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield, 2005, Intermediate Accounting, John Wiley & Sons,Inc, United State of America.
Martono dan Agus Harjito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : EKONISIA.
Masyhuri dan M. Zainudin. 2009. Metode Penelitian Pendekatan Praktis dan Aplikatif. PT. Refika Aditama: Bandung.
Munawir, S. 2005. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE.
Moch Nazir. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rismawaty. 2007. Stabilitas Penjualan Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal ( Studi Empiris Pada Sektor Tekstil Dan Garmen Yang Terdaftar Di BEJ periode 2002-2006 ).
Singgih, Santoso, 2005, Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suprayogi, Risdianto. 2007. Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas Dan Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Pada Perusahaan Plastik Yang Go Public di Bursa Efek Jakarta).
Susan Irawati.2006. Manajermen Keuangan.Bandung: PUSTAKA.
Sutrisno. 2008. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : EKONISIA.
Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan Pengawasan dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Utami, Wahyuni Dewi. 2005. Analisis Variabel Yang Mempengaruhi Struktur Pendanaan pada Industri Perdagangan Besar Barang Produksi dan Eceran yang terdaftar di BEJ. Universitas Brawijaya, Malang.
Weston, J.F dan Copeland. 2008. Dasar–Dasar Manajemen Keuangan Jilid
II. Jakarta : Erlangga.
Weston, J. Fred & Eugene F. Brigham. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesepuluh, Jilid Dua. Jakarta: Erlangga
www.idx.co.id
www.skripsi.umm.ac.id
www.studentresearch.umm.ac.id
Zaki Baridwan, 2005, Intermediate Accounting, BPFE, Yogyakarta

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Front Accounting

FrontAccounting adalah sebuah software ERP Akuntansi berbasis web. Sangat cocok digunakan pada perusahaan kecil dan menengah (UMKM). Fitur-fitur yang ada pada FrontAccounting sebagai berikut : • Purchase Orders • Good Receivable Notes • Supplier Invoices/Credit Notes • Payments • Allocations • Accounts Payable • Items and Inventory • Stock • Manufacturing • Sales Orders • Customers Invoices/Credit Notes • Deposit • Account Receivable • Dimensions • General Ledger with Budget • Languages (Bahasa Indonesia disupport loh!!!) • Currencies • Several Companies Databasenya dapat berada dimana saja dan dapat diakses dari mana saja. Dan hebatnya, FrontAccounting gratis dan dikeluarkan mengacu pada   GNU General Public License. Formulir pendaftaran intuitif, Journal Entry, dapat digunakan untuk melakukan transaksi tertentu.  Anda dapat menggunakan hingga dua dimensi per transaksi untuk melacak misalnya biaya pusat, departemen, proyek-proyek atau apa pun yang Anda tetap

TEORI AKUNTANSI NORMATIF DAN POSITIF

Akuntansi merupakan dapat dipandang sebagai prakek dan teori, hal ini pada akhirnya pada akhirnya dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai pengambil keputusan.Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakan suatu hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosial tertentu. Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, seperti faktor sosial, ekonomi, politis, dsb. dan hal itu menyebabkan praktik akuntansi dalam suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama dengan praktik akuntansi di negara lainnya untuk melaksanakan suatu praktek yangbaik, tidak tidak cukup hanya mempelajari akuntansi secara praktik saja. Karena dibalik praktik akuntansi terdapat berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dsb, yang semuanya terangkum dalam teori akuntansi. Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang. Pad

Alat-Alat Kelengkapan Koperasi

1.1    Pengertian Menurut UU No.25/1992 Alat kelengkapan organisasi koperasi terdiri dari tiga unsur yaitu, Rapat Anggota Tahunan (RAT), Pengurus Koperasi, Pengawas Koperasi dan  bila memungkinkan dapat mengangkat Manajer Koperasi yang bertugas melaksanakan kegiatan usaha koperasi. Pengurus  dan pengawas koperasi adalah anggota yang dipilih melalui RAT, sedangkan manajer adalah tenaga profesional non anggota. Anggota koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, maka koperasi harus memiliki alat perengkapan organisasi. Alat perlengkapan koperasi sebagimana di ketahui adalah pilar-pilar yang akan menentukan maju mundurnya koperasi. Pengurus adalah pelaksanaan usaha koperasi yang bertanggungjawab kepada rapat anggota. Pengawasan adalah orang yangmengadakan pengawasan terhadap kebijakan pengurus dan dapat di beri saran demi kemajuan ekonomi. Manajer adalah orang yang di beri wewenang dan kuasa untuk mengelola dan bertanggungjawab kepada pengurus koperasi. 1.2    Rapat anggota Secar